Pembahasan Tentang Kopi Es Tak Kie

kulineranjkt - Semakin lama semakin banyak tempat meminum kopi yang terus berkembang seiring dengan selera anak muda. Tidak hanya dengan rasa yang enak, namun juga dimanjakan dengan fasilitas penunjang seperti tempat yang nyaman, view yang indah, bahkan spot yang aesthetic nan bagus untuk dijadikan konten di media sosial.

Pembahasan Tentang Kopi Es Tak Kie








Bukan hanya tempat-tempat baru yang dijadikan objek kuliner kopi, tempat otentik yang sudah ada sejak lama juga menjadi sasaran karena berbagai alasan. Termasuk suasana dan rasa yang bisa jadi berbeda dari yang kebanyakan ada sekarang.

Saya adalah salah satu orang yang gemar mampir ke berbagai tempat kuliner untuk mencicipi keragaman rasa, namun keunikan tempat juga menjadi faktor utama saya dalam memilih kuliner yang ingin dijajahi. Kopi Es Tak Kie merupakan satu dari beberapa destinasi kuliner yang saya kunjungi saat di Jakarta beberapa waktu lalu.

Kopi Es Tak Kie sudah ada sejak 1927 dan dikelola dengan baik hingga saat ini oleh generasi ketiga dari seorang perantau Tiongkok. Berada di Gang Gloria, Glodok, tidak sulit untuk dijangkau dari pusat Kota Jakarta. Jarak tempuhnya tidak lebih dari lima kilometer selama 10 menit, apabila berangkat dari Monumen Nasional menggunakan sepeda motor. Kedai tersebut buka dari pukul 7 pagi dan tutup pada pukul 12.30 siang, namun biasanya tergantung juga pada menu yang disediakan sehingga bisa tutup lebih cepat ataupun lebih lama. Saat itu saya datang di akhir pekan tepatnya hari Minggu pukul 12 siang. Ternyata tempat yang katanya sering dipilih menjadi tempat sarapan tersebut masih ramai pada waktu tersebut. Dari luar, bisa dilihat bahwa Kopi Es Tak Kie ini memang sudah tua namun tetap terjaga.

Es Kopi dan Es Kopi Susu adalah dua mimuman yang terkenal dari kedai legendaris ini. Saat berkunjung, saya memilih untuk memesan es kopi susunya. Bagi penikmat es kopi seperti saya, saya menilai bahwa rasa es kopi susu ini berbeda dari yang dijual di beberapa kedai kekinian lainnya. Rasa susunya cenderung tidak kuat, namun juga tidak terlalu pahit. Katanya, mereka juga menggunakan Kopi Lampung sebagai salah satu campuran pada kopi tersebut.

Tidak hanya es kopi, kedai ini juga menjual minuman lain seperti es rumput laut. Selain itu juga terdapat makanan, seperti bakmie dan nasi campur. Es kopi dibanderol dengan harga sekitar 17.000-20.000, sedangkan untuk makanannya harganya berkisar di atas 35.000.

Dengan cat dinding berwarna putih dan dilengkapi dengan foto-foto lawas hingga saat ini, membuat saya merasakan suasana kuno saat berada di dalam kedai Kopi Es Tak Kie. Ketika mencari kedai ini, Travelovers akan masuk ke dalam gang yang juga merupakan pasar. Di gang tersebut, banyak sekali orang berjualan, dari buah-buahan hingga peralatan rumah tangga. Tidak ada tulisan di luar yang menunjukkan Kopi Es Tak Kie, jadi jangan malu untuk bertanya kepada orang-orang sekitar.

Saat tiba di kedai tersebut, saya diberi tahu bahwa menu yang tersedia tinggal es kopi dan es kopi susu. Saya yang saat itu memang bermaksud untuk membeli es kopi susu, langsung mencari tempat duduk yang kosong. Salah satu kelebihan dari kedai ini adalah keramahan penjualnya. Ia tidak sungkan untuk mengajak saya berbincang ketika hendak membayar di meja kasir, padahal keadaan kedai sedang ramai. Bagi saya, hal tersebut adalah nilai tambah untuk sebuah kedai. Ternyata bukan hanya rasa kopi yang nikmat dengan perpaduan suasana interior kedai tahun 1920-an, namun juga kehangatan yang diciptakan oleh penjualnya. Interaksi antara penjual dan pembeli yang tidak dilupakan.